Beranda | Artikel
Ibadah Yang Paling Agung (2)
Senin, 26 Mei 2014

oleh : Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah

Beliau berkata :

ومن أعظم موانع الدعاء: أكل الحرام

فقد ذكر النبي صلى الله عليه وسلم : « الرجل يطيل السفر أشعث أغبر، يمد يديه إلى السماء يا رب، يا رب، ومطعمه حرام، ومشربه حرام، وغذي بالحرام. فأنى يُستجاب لذلك » [رواه مسلم]. فقد أشار النبي إلى أن التمتع بالحرام أكلاً وشرباً ولبساً وتغذية أعظم مانع من قبول الدعاء وفي الحديث: « أطب مطعمك تكن مستجاب الدعوة »

Salah satu penghalang terkabulnya doa yang paling besar ialah memakan makanan yang haram. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyebutkan, “Seorang lelaki yang melakukan perjalanan panjang, rambutnya kusut dan badannya berdebu. Kemudian dia menengadahkan kedua tangannya ke langit. Dia berdoa ‘Wahai Rabbku, Wahai Rabbku’ sementara makanan dan minumannya haram. Dan dia dikenyangkan dari sesuatu yang haram, maka bagaimana mungkin akan dikabulkan doanya itu.” (HR. Muslim)

وقد ذكر عبدالله بن الإمام أحمد في كتاب الزهد لأبيه قال: ( أصاب بني إسرائيل بلاء فخرجوا مخرجاً، فأوحى الله عز وجل إلى نبيهم أن أخبرهم أنكم تخرجون إلى الصعيد بأبدان نجسة، وترفعون إلى أكفاً قد سفكتم بها الدماء، وملأتم بها بيوتكم من الحرام. الآن حين اشتد غضبي عليكم لن تزدادوا مني إلا بعداً )

Abdullah bin Imam Ahmad menyebutkan di dalam kitab az-Zuhd karya ayahnya sebuah riwayat, “Suatu saat Bani Isra’il tertimpa bencana/musibah, maka mereka pun segera pergi keluar -untuk berdoa di tanah lapang, pent-. Lalu Allah ‘azza wa jalla mewahyukan kepada nabi mereka untuk menyampaikan kepada mereka ‘bahwa kalian keluar ke tanah lapang dalam keadaan badan penuh dengan najis, kalian mengangkat telapak tangan kepada-Ku yang dengan tangan itu kalian telah menumpahkan darah-darah manusia, dan kalian pun memenuhi rumah-rumah kalian dengan cara-cara/barang-barang yang haram. Sekarang ini, ketika kemurkaan-Ku sudah memuncak kepada kalian, maka tidaklah apa yang kalian perbuat itu kecuali semakin menambah jauh dari-Ku’.”

فتنبهوا لأنفسكم أيها الناس، وانظروا في مكاسبكم ومأكلكم ومشربكم وما تغذون به أجسامكم، ليستجيب الله دعاءكم وتضرعكم.

ومن موانع قبول الدعاء: عدم الإخلاص فيه لله

Oleh sebab itu, perhatikanlah diri-diri kalian wahai umat manusia, telitilah sumber-sumber penghasilan kalian, sumber makanan dan minuman kalian serta apa-apa yang kalian konsumsi untuk memenuhi kebutuhan fisik kalian, supaya Allah berkenan menerima doa-doa kalian dan ketundukan kalian kepada-Nya.

Kemudian, diantara penghalang diterimanya doa itu adalah tidak ikhlas dalam berdoa kepada Allah.

لأن الله تعالى يقول: { فَادْعُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ } [غافر:14] وقال تعالى: { فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَداً } [الجن:18]. فالذين يدعون معه غيره من الأصنام وأصحاب القبور والأضرحة والأولياء والصالحين كما يفعل عباد القبور اليوم من الإستغاثة بالأموات، هؤلاء لا يستجيب الله دعاءهم إذا دعوه لأنهم لم يخلصوا له. وكذلك الذين يتوسلون في دعائهم بالموتى فيقولون: ( نسألك بِفلان أو بجاهه ) هؤلاء لا يستجاب لهم دعاء عند الله لأن دعاءهم مبتدع غير مشروع، فالله لم يشرع لنا أن ندعو بواسطة أحد ولا بجاهه، وإنما أمرنا أن ندعوه مباشرة من غير واسطة أحد. قال تعالى: { وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ } [البقرة:186]، وقال تعالى: { وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ } [غافر:60]، وإن استجيب لهؤلاء فهو من الاستدراج والابتلاء. فاحذروا من الأدعية الشركية والأدعية المبتدعة التي تروج اليوم.

Karena Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka berdoalah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama/amal kepada-Nya semata.” (QS. Ghafir : 14)

Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Maka janganlah kalian berdoa/beribadah bersama dengan -ibadah kepada Allah- kepada siapa pun juga -selain-Nya-.” (QS. al-Jinn : 18)

Oleh sebab itu orang-orang yang menyeru/berdoa dan beribadah kepada selain Allah semisal orang yang menyeru/berdoa kepada patung, penghuni kubur dan penunggu tempat-tempat keramat, atau para wali dan orang-orang salih, sebagaimana yang dikerjakan oleh para pemuja kubur pada masa kini yaitu dengan beristighotsah/meminta keselamatan kepada orang-orang yang mati; maka mereka itu tidak akan dikabulkan oleh Allah doanya ketika mereka berdoa kepada-Nya, karena mereka tidak ikhlas/murni dalam beribadah kepada-Nya.

Demikian pula orang-orang yang bertawassul/membuat perantara dalam doanya dengan memohon kepada orang-orang mati, seperti dia mengucapkan ‘Kami memohon kepada-Mu ya Allah dengan perantara si fulan atau dengan kedudukannya di sisi-Mu’.

Orang-orang itu tidak akan diterima doanya di sisi Allah, dikarenakan doa mereka itu bid’ah dan tidak disyari’atkan. Allah tidak mensyari’atkan kepada kita untuk berdoa kepada-Nya dengan mengambil perantara melalui siapa pun ataupun dengan kedudukan/martabatnya di sisi Allah, akan tetapi Allah perintahkan kita untuk berdoa kepada-Nya secara langsung tanpa harus mengambil perantara dengan siapa pun.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Apabila hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka Aku adalah dekat, Aku pasti mengabulkan doa apabila dia berdoa kepada-Ku.” (QS. al-Baqarah : 186). Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Berdoalah kalian kepada-Ku niscaya Aku kabulkan permintaan kalian.” (QS. Ghafir : 60)

Apabila ternyata doa dari mereka itu pun tetap dikabulkan, maka ketahuilah bahwa itu merupakan suatu bentuk istidraj/hukuman dan malapetaka atas mereka. Oleh karenanya hendaklah kalian waspada dari doa-doa yang mengandung kemusyrikan dan doa-doa yang diada-adakan/tidak ada tuntunannya yang banyak bertebaran pada masa ini.

ومن موانع قبول الدعاء، أن يدعوا الإنسان وقلبة غافل

فقد روى الحاكم في مستدركه عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: « ادعو الله وأنتم موقنون بالإجابة، واعلموا أن الله لا يقبل دعاء من قلب غافل لاه » .

ومن موانع قبول الدعاء: ترك الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر

فعن حذيفة بن اليمان رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: « والذي نفسي بيده لتأمرن بالمعروف ولتنهون عن المنكر أو ليوشكن الله أن يبعث عليكم عذاباً منه ثم تدعونه فلا يستجيب لكم » [رواه الترمذي].

Kemudian, diantara penghalang terkabulnya doa adalah seorang itu berdoa dalam keadaan hatinya lalai. al-Hakim meriwayatkan dalam Mustadrak-nya dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdoalah kepada Allah dalam keadaan kalian yakin pasti akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak menerima doa dari orang yang hatinya lalai dan tidak serius/kurang bersungguh-sungguh.”

Diantara penghalang terkabulnya doa selain itu adalah tidak menunaikan kewajiban amar ma’ruf dan nahi mungkar. Dari Hudzaifah bin al-Yaman radhiyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya, benar-benar kalian harus melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar, atau Allah akan timpakan kepada kalian suatu azab/malapetaka dari-Nya, lantas kalian berusaha berdoa kepada-Nya namun tidak dikabulkan.” (HR. Tirmidzi)

وقال الإمام إبن القيم: ( الدعاء من أقوى الأسباب في دفع المكروه، وحصول المطلوب. ولكن قد يتخلف عنه أثره إما لضعفه في نفسه بأن يكون دعاء لا يحبه الله لما فيه من العدوان، وإما لضعف القلب وعدم إقباله على الله وجمعيته عليه وقت الدعاء، فيكون بمنزلة القوس الرخو جداً. فإن السهم يخرج منه خروجاً ضعيفاً. وإما لحصول المانع من الإجابة من أكل الحرام، ورين الذنوب على القلوب، واستيلاء الغفلة والسهو واللهو وغلبتها عليها ). وقال: ( الدعاء من أنفع الأدوية. وهو عدو البلاء يدافعه ويعالجه. ويمنع نزوله ويرفعه أو يخففه إذا نزل وهو سلاح المؤمن. كما روى الحاكم في مستدركه من حديث على بن أبي طالب قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « الدعاء سلاح المؤمن وعماد الدين ونور السموات والأرض » وروى الحاكم أيضاً من حديث إبن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: « الدعاء ينفع مما نزل ومما لم ينزل، فعليكم عباد الله بالدعاء » ، وعن عائشة رضي الله عنها قالت: قال رسول الله : « إن الله يحب الملحين في الدعاء » )

Imam Ibnul Qayyim mengatakan : ‘Doa adalah salah satu faktor terkuat untuk menolak hal yang tidak disukai dan cara paling efektif untuk meraih sesuatu yang diharapkan. Akan tetapi bisa jadi terkadang pengaruh doa itu menjadi lambat atau seret karena lemahnya doa itu; karena mungkin isi doa itu mengandung unsur permusuhan/dosa kezaliman yang jelas tidak dicintai oleh Allah. Atau bisa jadi disebabkan kelemahan hati orang yang berdoa dan hatinya yang tidak serius dan sungguh-sungguh dalam memohon kepada Allah. Dalam keadaan itu ia laksana tali busur panah yang amat lemah/kendur. Karena anak panah yang meluncur darinya hanya akan melesat dengan amat lemah/tidak berkekuatan.

Atau bisa jadi disebabkan adanya suatu hal yang menghalangi terkabulnya doa itu. Semisal karena memakan harta yang haram atau dosa-dosa yang sudah mengotori dan menutupi hati. Atau karena kelalaian yang mendominasi dan keteledoran yang telah menguasai dirinya.’ Kemudian, beliau -Ibnul Qayyim- melanjutkan, ‘Doa merupakan salah satu obat yang paling manjur. Doa adalah musuh dari malapetaka, doa itulah yang akan bisa mengobati dan mengatasinya. Doa akan mencegah datangnya petaka, menghilangkannya, atau meringankan dampaknya. Doa inilah senjata setiap mukmin.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat al-Hakim dalam Mustadrak-nya, dari ‘Ali bin Abi Thalib, dia berkata; bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doa adalah senjata seorang mukmin, tiang agama, dan juga cahaya bagi langit dan bumi.”

al-Hakim juga meriwayatkan dari hadits Ibnu ‘Umar radhiyallahu’anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Doa itu bermanfaat untuk sesuatu yang telah terjadi ataupun sesuatu yang belum terjadi, oleh sebab itu hendaklah kalian -wahai hamba Allah- untuk senantiasa berdoa.”

Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang memelas dalam berdoa.”

فالدعاء هو أعظم أنواع العبادة، لأنه يدل على التواضع لله، والإفتقار إلى الله، ولين القلب والرغبة فيما عنده، والخوف منه تعالى، والإعتراف بالعجز والحاجة إلى الله. وترك الدعاء يدلك على الكبر وقسوة القلب والإعراض عن الله وهو سبب لدخول النار. قال تعالى: { وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ } [غافر:60] كما أن دعاء الله سبب لدخول الجنة. قال تعالى: { وَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ يَتَسَاءلُونَ . قَالُوا إِنَّا كُنَّا قَبْلُ فِي أَهْلِنَا مُشْفِقِينَ . فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا وَوَقَانَا عَذَابَ السَّمُومِ . إِنَّا كُنَّا مِن قَبْلُ نَدْعُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيمُ } [الطور:25-28]

Ini menunjukkan, bahwa doa adalah termasuk jenis ibadah yang paling agung, karena ia menunjukkan sikap tawadhu’/perendahan hati kepada Allah, merasa fakir dan butuh kepada Allah, kelembutan hati dan keinginan kuat terhadap keutamaan yang ada di sisi-Nya, dan menunjukkan rasa takut kepada Allah ta’ala, pengakuan akan ketidakmampuan dirinya, dan menunjukkan besarnya kebutuhan dirinya kepada Allah. Sedangkan, meninggalkan doa akan menyeret anda kepada kesombongan, hati yang keras, dan berpaling dari Allah; sementara itulah sebab yang akan menjerumuskan ke neraka.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Rabb kalian berkata; Berdoalah kepada-Ku niscaya Aku kabulkan, sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah/berdoa kepada-Ku pasti akan masuk Jahannam dalam keadaan hina.” (QS. Ghafir : 60)

Sebagaimana halnya berdoa kepada Allah menjadi sebab masuk ke dalam surga. Allah berfirman (yang artinya), “Dan para penduduk surga itu satu sama lain saling berhadapan seraya bertanya. Mereka berkata ‘Dahulu kami di dunia di tengah keluarga kami, kami dirundung dengan rasa takut/cemas. Maka Allah berikan karunia kepada kami sehingga menjaga kami dari siksa neraka yang membinasakan/beracun. Sesungguhnya kami dahulu senantiasa berdoa kepada-Nya, dan Dia Maha Baik lagi Maha Penyayang.’.” (QS. ath-Thur : 25-28)

يخبر سبحانه عن أهل الجنه أنهم يسألون بعضهم بعضاً عن أحوال الدنيا وأعمالهم فيها، وعن السبب الذي أوصلهم إلى ما هم فيه من الكرامه والسرور أنهم كانوا في دار الدنيا خائفين من ربهم ومن عذابه، فتركوا الذنوب، وعملوا الصالحات وأن الله سبحانه منّ عليهم بالهداية والتوفيق. ووقاهم عذاب الحريق. فضلاً منه وإحساناً، لأنهم كانوا في الدنيا يدعونه أن يقيهم عذاب السموم، ويوصلهم إلى دار النعيم.

فادعوا الله أيها المسلمون، وأكثروا من دعائه مخلصين له الدين.

قال تعالى: { ادْعُواْ رَبَّكُمْ تَضَرُّعاً وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ . وَلاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفاً وَطَمَعاً إِنَّ رَحْمَتَ اللّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ } [الأعراف:56-55].

Allah ta’ala memberitakan bahwa para penduduk surga itu saling menanyakan keadaan temannya mengenai keadaan mereka dahulu di dunia dan amal yang dahulu mereka lakukan, dan juga bertanya tentang sebab-sebab yang membuat mereka bisa mencapai kemuliaan dan kesenangan yang mereka alami di surga.

Mereka pun menceritakan bahwa ketika di dunia mereka adalah orang yang selalu merasa takut kepada Allah dan khawatir akan siksaan dari-Nya. Oleh sebab itulah mereka pun meninggalkan dosa-dosa, lalu mereka beramal salih, dan mereka pun menceritakan bahwa Allah telah limpahkan kepada mereka hidayah dan taufik dari-Nya. Dan Allah jua yang melindungi mereka dari jilatan azab neraka yang membakar.

Ini semua adalah berkat keutamaan dan ihsan dari Allah kepada mereka. Karena dahulu ketika di dunia mereka adalah orang yang selalu berdoa kepada Allah agar diselamatkan dari azab neraka yang membinasakan/beracun itu. Dan dengan sebab itu [doa yang mereka panjatkan di dunia] Allah memasukkan mereka ke suatu negeri yang penuh dengan kenikmatan [surga].

Oleh sebab itu berdoalah kepada Allah wahai umat Islam, perbanyaklah doa kepada-Nya dengan penuh keikhlasan dalam beramal.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Berdoalah kepada Rabbmu dengan penuh perendahan diri dan disertai rasa takut. Karena sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang suka melampaui batas. Dan janganlah kalian melakukan kerusakan di bumi setelah perbaikannya. Dan berdoalah kepada Allah dengan takut dan harap. Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat dengan orang-orang yang berbuat ihsan/kebaikan.” (QS. al-A’raaf : 55-56)

Sumber : http://ar.islamway.net/article/854

Baca Juga :


Artikel asli: https://www.al-mubarok.com/ibadah-yang-paling-agung-bagian-2/